Dibalik Layar "Lukisan Cekakik"


Pada awal April 2014 yang lalu, ada informasi entah dari UPPKH atau Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur, yang inti isinya adalah diharapkan UPPKH Kabupaten di Propinsi Jawa Timur untuk mengikuti Lomba Video atau Film tentang Program Keluarga Harapan. Batas pengiriman film tertera tanggal 7 Mei 2014. Informasi itu segera direspon oleh UPPKH Kabupaten Kediri dengan membentuk Tim pembuatan film PKH yang diketuai oleh Nurhabib (Pendamping PKH Kec. Kandangan). Tim itu beranggotakan beberapa Pendamping dan Operator yang sekiranya mempunyai sentuhan seni kreatif. Tim tersebut bertugas membuat konsep dan penulisan naskah, pengambilan gambar dan editing.


Pertemuan demi pertemuan dilakukan. Tim dan beberapa teman lainya sering mengadakan diskusi seputar tema, pokok pikiran, penulisan naskah, lokasi, personil dan seterusnya. Berbagai macam usulan, pandangan, pendapat, kreasi Pendamping PKH Kediri, warna - warni UPPKH Kab. Kediri dan sebagainya menjadi sebuah bahan yang nantinya akan diramu atau dikemas menjadi sebuah potret hidup.

Dari berbagai masukan dan pandangan dalam diskusi, munculah tema film yang akan dibuat, yaitu "Kemiskinan bukanlah penghalang untuk hidup cerdas, belajar dan berkarya". Tema tersebut terinspirasi oleh tema utama PKH bahwa generasi penerus dari Keluarga Sangat Miskin harus sehat, cerdas dan tidak boleh miskin. Selain itu juga kombinasi dari berbagai macam kreasi teman - teman Pendamping PKH Kediri untuk berbuat kepada Peserta PKH agar dapat merubah pola pikir, pola tingkah laku mereka walaupun hanya sedikit. Nah... dari kedua konsep dasar itu, muncul gagasan "PROSES PEMBELAJARAN" secara umum harus ada dalam film.

Proses pembelajaran saja tidaklah cukup. Anak - anak dampingan harus diberikan ruang untuk berekspresi dan berkompetisi, karena pada umumnya anak - anak dari Keluarga miskin mempunyai sifat "minder / malu" mengikuti semacam kompetisi. Apalagi keterpinggiran mereka jarang atau tidak sama sekali diperhatikan oleh guru pendidiknya. Selain jarang berprestasi juga sifat "minder" yang menjadikan benteng tebal bagi kemajuan mereka dan anehnya orang mampu, pendidik tidak mencoba mengeluarkan mereka dari benteng itu. Maka dalam film itu harus ditampilkan sebuah ajang "KOMPETISI atau EKSPRESI" bagi anak - anak dampingan PKH dari Keluarga sangat miskin.

Pemikiran selanjutnya adalah, bagaimana anak - anak bisa berprestasi seperti umumnya anak yang mempunyai fasilitas memadai. Dengan diadakanya kompetisi atau ajang ekspresi hasil karya anak dampingan, diharapkan dapat melahirkan anak berbakat dari keluarga yang kurang beruntung itu. kata kunci selanjutnya yang masuk dalam film PKH itu adalah "PRESTASI"

Ketiga hal tersebut, yaitu Proses Pembelajaran (Capacity Building, caracter building), Ajang kompetisi atau ekspresi dan Prestasi, masuk dalam kerangka film PKH selain melihat potensi sekitar, pencarian inspirasi dan rasa syukur kita sebagai Pendamping yang telah berbuat kepada keluarga dampingannya.

Film PKH ini menurut pandangan kami bukanlah kegiatan - kegiatan rutin maupun periodeik yang tertera pada pedoman umum, pedoman pendamping PKH saja, tetapi lebih kepada ESENSI atau Substansi program keluaraga harapan itu sendiri. Oleh karena itu, bagaimana menampilkan ketiga hal pokok itu secara menarik dalam film pendek (10 menit) kegiatan PKH di kabupaten Kediri. Bukan hanya satu lokasi saja, satu desa saja, satu kecamatan saja, satu pendamping atau Operator saja tetapi potret kondisi Pendamping PKH di Kabupaten Kediri dalam mengimplementasikan 3 (tiga) hal pokok di atas.

Akhirnya, jadilah konsep dan naskah itu. Dimana dari konsep itu sudah dapat disimak bagaimana memunculkan semangat yang menyala dan berkobar untuk mendampingi anak - anak Peserta PKH untuk belajar dan berkarya.

"CEKAKIK" yaaah... Cekakik. Ide itu muncul saat kami diskusi di kantin Mas Depy, Dinas Sosial Kabupaten Kediri. Cekakik adalah endapan kopi yang sudah dicampur dengan air (wedang kopi). Cekakik ini ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengajaran melukis. Pengambilan pengajaran melukis dengan menggunakan cekakik itu merepresentasikan PROSES PEMBELAJARAN dari semua Pendamping yang disuport oleh teman operator. Bukan secara harfiah belajar melukis dengan cekakik tapi lihatlah.... Proses Belajar. Merubah pola pikir untuk belajar dan berkarya....

Selanjutnya, ajang kompetisi dan ekspresi ditampilkan dengan adanya Pameran Lukisan cekakik. Hasil lukisan dari anak - anak Peserta PKH ditampilkan dalam sebuah pameran dan disaksikan oleh masyarakat umum. Sebuah kebanggaan bagi anak dari keluarga yang marjinal bahwa karyanya dapat dinikmati, dihargai olehmasyarakat. Pengahrgaan dan pengakuan darimasyarakat itulah menjadi obor semangat bagi mereka.

Sementara point Prestasi dtampilkan dari kelanjutan pameran tersebut, yaitu dikoleksinya beberapa karya oleh masyarakat atau bahkan tokoh masyarakat ataupun seorang pejabat. Bahkan dari beberapa hasil karya lukisan cekakik itu sudah mengantarkan beberapa anak peserta PKH mendapatkan prestasi luar biasa, antara lain lukisan karyanya di koleksi oleh Wailkota Surabaya (Ibu Risma), dikoleksi di musium nahdatul ulama surabaya dan lain sebagainya.

Kiranya itulah beberapa pemikiran pembuatan film PKH karya UPPKH Kabupaten Kediri. Tidak hanya kegiatan rutinitas PKH tetapi lebih menyentuh pada Substansi program itu sendiri, serta bukan bicara lokasi tertentu dari wilayah tetapi gambaran utuh dari kondisi wilayah Kabupaten Kediri.

Bukankah sebuah karya melalui proses itu... inspirasi, potensi, proses pembelajaran, ajang ekspresi atau kompetisi dan prestasi?? Itu semua adalah hak pembaca untuk menilai.

Terima kasih kepada teman - teman yang telah berkarya bersama - sama dengan anak - anak dan Keluarga Peserta PKH.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penghijauan Bersama Muspika

Produk KUBE PKH Mejeng di "Festival Kediri Lagi" 2016

Yang Pertama, Tuntas Sudah